Rabu, 04 Maret 2015
mari menggunakan hijab
Setiap kita pergi, kemanapun, kapanpun khususnya di Indonesia, kita sudah tak asing lagi dengan yang heterogenitas manusia. Pria dan wanita, keduanya selalu memadati visual kita dimanapun kita berada. Namun sadarkah kita, bahwa mayoritas dari mereka adalah pemeluk agama Islam? Indoensia adalah salah satu Negara yang penduduknya mayoritas Islam.
Dalam Islam, segala hal berbau duniawi itu bertumpu pada niatan ukhrowi. Artinya segala tindak tanduk manusia saat ini tidak lain dipersiapkan untuk masa depan kelak, bukan menginjak umur 40 sampai 50 tahunan, tapi hari dimana manusia akan dibangkitkan kembali setelah kematian. Ya, akhirat. Baik pria maupun wanita, pada dasarnya semua memiliki hak dan kewajiban yang sama, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Terkhusus untuk para (orang yang mengaku) muslimah di Indonesia, perkara “menutup aurat” adalah perintah yang sentral untuk dilakukan. Mengapa demikian, karena awal mula akhlaq wanita bisa dinilai baik (karimah) itu dimulai dari hijab yang ia kenakan. Sudah menjadi fenomena tersendiri yang asik untuk dibahas mengenai hijab ini, namun nampaknya masih sekedar hingar bingar dunia maya yang entah kemana akhirnya.
Mungkin sebagian orang bertanya, kenapa saya yang notabene lelaki ini menulis tentang kewajiban untuk perempuan? Jawabannya silahkan simpulkan sendiri setelah membacanya. Tulisan ini saya rangkum dari beberapa sumber di dunia maya, wawancara di dunia nyata, juga investigasi pengalaman pribadi. Oleh karena itu, kelak informasi, kritik, dan saran saya sangat nantikan.
Oke, kita lanjut…
Pernah suatu ketika, sekitar 2 tahun yang lalu dalam perjalanan dari Cianjur ke Jakarta untuk menghadiri satu acara, saya duduk di dalam bis dengan seorang wanita. Cantik. Namun wanginya itu loh, memabukkan. Saya langsung berfikir, parfum apa yang digunakan wanita ini sampai tercium menyengat sekali. Mending saya mencium bau ketek aja daripada terus merasakan aroma yang merusak syaraf penciuman ini, ya ampun.
Selama perjalanan, saya tak sengaja melihat dia sedang memegang al-Quran sambil berkata pelan – yang mungkin dia sedang menghafal – subhanalloh ya, di bis masih saja ada yang sempat menghafal Quran. Saya terperangah dan malu melihatnya. Namun ada hal yang mengganjal pikiranku saat itu, ia tak berkerudung…!!
Beberapa saat kemudian, saya iseng-iseng Tanya wanita tersebut mengenai apa yang dibacanya. Dan tahukah kalian, bahwa saya sontak kaget dengan apa yang saya lihat pertama kali ia menghadap ke wajahku. Sesuatu yang berbinar menggantung di lehernya dan ternyata di kalungnya ada tanda salib.
Setelah melalui percakapan panjang, jarak Cianjur – Jakarta pun seperti dekat. Disanalah pertemuan dan perpisahan yang mengesankan bagiku.
Novi Andriyani Situmorang. Kalau gak salah itu namanya. Ia seorang Kristen. Umurnya saat itu (tahun 2011 sudah 24). Sebuah perasaan kaget ketika mendengar apa yang ia katakana bahwa ia adalah seorang katolik. Namun yang mengesankan adalah pengakuannya yang menyatakan bahwa Quran itu sebuah mukjizat yang memang benar-benar ciptaan tuhan, bukan buatan manusia.
Di salah satu percakapan, ia sangat menyayangkan dengan perilaku wanita muslim yang ada di Indonesia khususnya. Ia tahu bahwa dalam Islam telah diatur etika dalam bergaul yakni berhijab. Novi ini menceritakan dengan sangat asik dan santai mengenai wanita dan hijabnya.
Saking terkesimanya, saya langsung keceplosan dan bertanya, kenapa Novi ga coba aja pake kerudung? Dan ternyata Novi bukan ga mau, ia hanya masih takut akan ayahnya yang menjadi pendeta saat itu. Tapi ia pernah sekali-kali mencoba kerudung temannya dan menggunakannya walau hanya di kosan saja. Dan ia sangat menikmatinya.
Intinya, kalo orang kafir aja enjoy ama kerudung, lah kalian wanita muslim kenapa malah ga dipake? Kenapa kerudung hanya pas buat sholat aja??
Banyak dari wanita muslimah yang belum mau (atau tidak mau?!) menutup aurat dan beralasan: “Allah belum memberiku hidayah. Do’akan aku agar segera mendapat hidayah.” Ya ampun, statemen macam apa ini? Mereka telah TERPEROSOK ke dalam kesalahan yang NYATA.
Bagaimana engkau TAHU bahwa Allah belum memberimu hidayah? Emangnya kau pernah melihat ke dalam kitab yang tersembunyi (al-Lauhul Mahfuzh)? Bahwa dirimu telah ditulis sebagai orang yang belum atau tidak mendapatkan hidayah, dan dirimu telah tertulis sebagai orang yang celaka dan bakal masuk neraka?
Terus, apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah diberitahu oleh orang lain atau makhluk lain? Bahwa dirimu tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah? Lalu, bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Saya punya quiz, berapa skor kalian yang menggambarkan seberapa banyak dilihat para pria dalam sehari dengan penampakkan yang mempertontonkan aurat yang tak hanya rambut mu itu aja? Dengan SATU perintah Allah yang ENGGAN kau taati?
1. Coba yang pertama, ketika kalian keluar rumah tanpa berjilbab, ada berapa orang yang bukan mahram yang lewat di depan rumahmu dan melihat dirimu “memamerkan” aurat?
2. Ketika berada di jalan menuju ke pasar atau kemana pun tujuanmu, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram yang melihat dirimu “memamerkan” aurat? Gimana, sudah terhitung? Masih ada.
3. Ketika berada di tempat tujuan, tempat kerja atau apapun tempat yang kau tuju, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram melihatmu “memamerkan” aurat?
4. Demikian pula ketika menuju pulang ke rumahmu, ada berapa banyakkah orang yang melihat dirimu “memamerkan” aurat?
Maka cobalah kau jumlah, terhadap berapa banyak orangkah dirimu “mempertontonkan” aurat dalam sehari ini? Coba akumulasikan selama seminggu, sebulan, setahun. Dan sudah berapa lama kalian membuka aurat itu? Akumulasikan!! Lalu cobalah engkau membaca firman Allah Ta’ala berikut ini: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (Az Zalzalah:8)
Kalian para wanita, dengar. Dengan banyaknya kasus pelecehan terhadap wanita, itu tak hanya disebabkan niatan pelaku saja. Tapi ada kesempatan. Ya, kesempatan. Kesempatan yang kalian (wanita) buat dengan memamerkan aurat secara gratissss…. Saya sebagai lelaki protes lah! Namun tak ayal pula pria memiliki niatan jahat dengan apa yang ia lihat selama ini. Intinya kita tak saling menyalahkan, hanya saling mengingatkan.
Siapakah di antara teman-temanmu atau keluargamu yang dapat membelamu ketika dirimu sudah terbujur kaku di dalam kubur? Engkau menambah dosa dengan dosa, lalu dirimu mengharap tingkatan-tingkatan surga dan kemenangan seorang ahli ibadah. Apakah kau lupakan Rabb-mu saat Dia mengeluarkan Adam dari Surga menuju dunia hanya karena disebabkan satu dosa..??
Walaupun ia kafir, tapi menggunakan kerudung, maka tetap ia dalam keadaan kafir. Karena ia tidak beriman kepada Allah secara kaffah. Tapi, apabila kalian wanita (yang mengaku) muslimah, sudah meyakini bahwa Allah sang Khaliq, yang maha Sempurna, yang maha Tahu Segalanya, namun satu perintah ini saja – menutup aurat – sudah dengan mudah diabaikan. Ganjarannya diakhirat sudah tentu lebih besar, karena Allah telah kau KHIANATI.
Ketahuilah wahai saudariku…. Hidayah (petunjuk) ada dua macam, yaitu hidayatut taufiq dan hidayatul irsyad. Hidayatut Taufiq semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya , dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk.” (Al-Qashash: 56).
Sedangkan Hidayatul Irsyad hanya dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setiap orang yang berdakwah fillah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya: “…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy Syura: 52). Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang yang berdakwah fillah, karena orang yang berdakwah fillah hanya memberikan sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain. Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya (hidayatut taufiq), ataukah tidak. [Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Apa sudah bisa dimengerti?? Oke, kita lanjut.
Yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya hidayah mau menerima hidayah (petunjuk) tersebut ataukah dia LEBIH SENANG BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, “Belum mendapat hidayah.” (?!)
Orang-orang yang telah “melihat” datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI kesesatan daripada hidayah (petunjuk). Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta’ala sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu..” (Al Fushshilat: 17).
Simpelnya, kalau kita sudah tahu bahwa computer itu bisa digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah, lalu lantas pantaskah bila kita menggunakan computer itu untuk tidur? Bisa saja kita menggunakan CPU sebagai bantal, LED nya sebagai selimut, dan pabrikannya pun tak akan protes karena kita telah memiliki barang mereka dengan membelinya.
Begitupun dalam Islam. Bila kalian sudah diberitahukan mengenai kewajiban berjilbab, lantas tidak digunakan (dilakukan), maka siap-siaplah dengan konsekuensi yang diterima. Karena kalian telah membiasakan diri dalam kesesatan, seperti sesatnya menggunakan computer sebagai alat tidur.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (Al-Baqarah: 196)
Allah Ta’ala berfirman: “Maka apabila mereka tidak memenuhi seruanmu (wahai Muhammad), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim.” (Al-Qashash: 50).
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (An Nisaa’: 27) Wallahua'lam. Semoga Bermanfaat ...
http://nineteenboy.blogspot.com/2013/10/auratmu-nasibmu-renungan-untuk-wanita.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar